Satukata.co – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR dan Pera) Provinsi Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda mengungkapkan penanganan jalan provinsi sudah menjadi prioritas Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi sejak awal kepemimpinannya.
“Saat masuk masa jabatan Gubernur Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi, penanganan jalan provinsi itu kemudian menjadi program prioritas,” kata Nanda di Samarinda, Minggu (27/11/2022).
Dijelaskannya, pada Oktober 2018 di mana awal mereka memimpin Kaltim kondisi mantap jalan provinsi baru sekitar 50 persen dari total panjang 895 km. Sementara separuh lainnya masih dalam kondisi rusak berat dan ringan.
Meski diterpa pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih, Isran dan Hadi tetap memberi perhatian besar terhadap pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan, sebagaimana misi ketiga dari visi Kaltim Berdaulat, yaitu “Berdaulat dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur kewilayahan”.
Kondisi kemantapan jalan provinsi yaitu jalan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, pada akhir 2021 sudah mencapai 75,2 persen. Kemudian, akhir tahun 2022 kondisi jalan mantap sudah mencapai 77,41 persen atau sekitar 692 km dari target 76 persen.
“Akhir tahun 2023 berdasarkan rencana penanganan yang akan kami laksanakan, diperkirakan kemantapan jalan provinsi bisa tembus hingga 82 persen,” ujarnya.
Fitra menjelaskan jika realisasi bisa mencapai 82 persen di tahun 2023, berarti ada 711 km kondisi jalan provinsi yang sudah mantap, sisanya 184 km kondisi jalan masih rusak ringan dan rusak berat.
“Untuk jalan provinsi, sampai akhir 2021, jalan beton yang sudah dibangun sepanjang 249 km. Sedangkan jalan aspal sepanjang 475 km,” terangnya.
Ia memaparkan, secara visual ruas-ruas jalan provinsi yang sudah dilakukan peningkatan kualitas menjadi mantap, yakni jalur Samarinda menuju Kecamatan Sebulu di Kabupaten Kutai Kartanegara sepanjang 67 km.
Kemudian jalur Samarinda – Palaran – Sangasanga – Muara Jawa – Samboja di bagian pesisir, kondisi jalan saat ini sebagian beton dan sebagian lainnya masih aspal. Secara keseluruhan, ditargetkan tahun 2023 semua jalan akan mulus tuntas.
Kemudian jalur Simpang Tiga Samberah – Muara Badak juga sudah dalam kondisi hitam mulus dengan aspal. Demikian juga Samarinda – Anggana.
“Sekarang sudah lumayan banget dan 2023 tuntas. Dulu, jalan ke sana susah sekali dilewati. Memang ada longsoran di sana. Insyaallah secara terukur dan terencana akan kami tangani pada 2023,” tegasnya.
Jalan provinsi lainnya yang juga sudah mulus dan nyaman dilalui adalah Simpang km 38 Samboja – Sepaku – Petung sepanjang 103,9 km. Status jalan ini tahun depan akan beralih menjadi jalan nasional. Ibu Kota Nusantara (IKN) berada di sekitar pertengahan jalur tersebut.
Kontribusi APBN masuk dari Simpang km 38 hingga Simpang ITCI dan Simpang Rico. Sementara APBD Provinsi Kaltim digelontorkan dalam proyek tahun jamak untuk membangun jalan dari Simpang Rico (Jembatan Pulau Balang) hingga Petung sepanjang 30,42 km.
“PR (pekerjaan rumah) kami hingga akhir masa jabatan Gubernur dan Wagub, yang sekitar 18 persen itu adanya di utara, antara Kaliorang – Talisayan – Tanjung Redeb. Jalur itu total panjangnya 400 km. Paling berat jalanan di Kaubun (Kutai Timur) hingga Talisayan (Berau). Untuk Kaliorang – Kaubun diperkirakan tuntas tahun 2023,” ujarnya.(*)