Satukata.Co, Samarinda – Jelang Ramadan, harga beras di Samarinda melonjak mencapai Rp 50.000,00 per 5 kilogram. Kenaikan ini disebabkan oleh kegagalan panen yang dialami oleh banyak petani di Pulau Jawa sedangkan Samarinda masih bergantung pada pasokan beras dari luar daerah, termasuk Pulau Jawa.
Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Kamaruddin, menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi ini. Meskipun Program Pasar Murah telah diperkenalkan oleh pemerintah, Kamaruddin menganggap bahwa langkah tersebut tidak cukup untuk mengatasi kenaikan harga yang dihadapi saat ini.
“Pemerintah sudah menyiapkan Pasar Murah, akan tetapi sifatnya hanya sementara,” ujar Kamaruddin, Selasa (05/03/2024).
Menurutnya pemerintah perlu memikirkan rencana jangka panjang, terlebih Samarinda belum bisa menyediakan stok beras sendiri, dan masih ketergantungan stok sembako dari daerah lain.
“Harus ada alternatif lain selain Pasar Murah, karena hanya mengatasi masalah secara sementara tidak sampai akarnya,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar pemerintah bisa mengkaji masalah ini dengan baik dan menyiapkan solusi untuk mengatasi perubahan harga untuk masa mendatang. Ia yakin pemerintah punya langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
“Peningkatan harga sangat berdampak untuk masyarakat, perlu adanya langkah-langkah agar harga beras dapat kembali stabil di masa yang akan datang,” tutupnya.(Adv/Tsa)