Satukata.co, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur terus berupaya untuk mengelola anggaran secara efisien demi mendukung berbagai kegiatan olahraga, baik yang melibatkan masyarakat umum maupun pengembangan olahraga tradisional.
Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan fleksibel, Dispora Kaltim berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap anggaran yang tersedia digunakan sesuai dengan kebutuhan dan dapat mendukung kelangsungan program-program yang ada.
Thomas Alva Edison, Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa pengelolaan anggaran olahraga dibagi menjadi dua kategori utama: anggaran tetap dan anggaran yang tidak tetap.
Pembagian ini, menurut Thomas, bertujuan untuk memberikan kejelasan dalam alokasi dana dan menjaga kelancaran pelaksanaan program.
“Program dengan anggaran tetap sudah memiliki alokasi yang jelas setiap tahunnya, sementara program yang tidak tetap perlu fleksibilitas agar dapat menyesuaikan dengan situasi yang ada,” ungkap Thomas pada Jumat (15/11/24).
Selain itu, Thomas juga menambahkan bahwa meskipun ada program yang tidak memiliki anggaran tetap, pihaknya tetap bisa mengatur penggunaan dana dengan cermat.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan program yang lebih fleksibel agar penggunaan anggaran tetap terjaga.
Misalnya, apabila ada acara nasional yang mendesak, Dispora Kaltim dapat mengajukan anggaran untuk kegiatan dengan nama yang bisa disesuaikan, seperti ‘partisipasi olahraga tingkat nasional’.
“Fleksibilitas ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kegiatan bisa dilaksanakan tanpa kendala, meskipun anggarannya bersifat tidak tetap,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, Dispora Kaltim juga menyelenggarakan berbagai sosialisasi olahraga yang dapat dilaksanakan di berbagai lokasi, termasuk di luar daerah.
Salah satunya adalah kegiatan olahraga tradisional yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah, yang menjadi salah satu platform untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal.
“Sosialisasi olahraga ini sangat penting karena kami bisa menjangkau masyarakat di berbagai daerah, tanpa terikat pada satu lokasi saja. Kami bisa mempromosikan olahraga tradisional sekaligus memperkenalkan budaya kita kepada masyarakat luas,” ujar Thomas.
Lebih lanjut, Dispora Kaltim juga memperkuat kemitraannya dengan KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia), yang memiliki 94 induk olahraga yang berfokus pada pengembangan olahraga rekreasi di masyarakat.
Dengan kerjasama ini, Dispora Kaltim berharap bisa menyelenggarakan lebih banyak kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung, serta mendorong mereka untuk lebih aktif dalam berolahraga dan menjaga kesehatan.
“Kami percaya bahwa melalui kerja sama yang erat dengan KORMI, kami bisa menciptakan lebih banyak peluang untuk masyarakat dalam berolahraga, yang pada gilirannya akan mendorong gaya hidup sehat di Kalimantan Timur,” jelas Thomas.
Dengan pendekatan pengelolaan anggaran yang fleksibel dan dukungan kerjasama strategis dengan berbagai pihak, Dispora Kaltim optimis dapat terus memajukan olahraga, khususnya olahraga tradisional, serta melestarikan budaya lokal di Kalimantan Timur.
“Dukungan yang kami terima dari berbagai pihak sangat berarti untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aktivitas fisik. Hal ini tidak hanya mendukung kebugaran, tetapi juga membantu melestarikan warisan budaya daerah,” tutup Thomas. (ADV/Tah)