Kutai Timur – Pemerataan akses internet di satuan pendidikan terus dikebut oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur.
Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yudiwa, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sekitar 400 sekolah telah terpasang fasilitas internet, termasuk jaringan Starlink untuk wilayah yang sulit dijangkau jaringan konvensional.
Menurut Irma, pemasangan internet dilakukan bertahap mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, menyesuaikan kebutuhan sekolah dan kondisi wilayah.
Kehadiran internet tidak hanya mendukung kegiatan pembelajaran digital, tetapi juga terintegrasi dengan berbagai sistem administrasi pendidikan dan kepegawaian, seperti penggunaan aplikasi absensi ASN yang dikelola BKPSDM.
“Internet menjadi kebutuhan dasar sekolah. Bukan hanya untuk belajar, tapi juga menunjang layanan administrasi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa proses pemasangan Starlink sebagian besar telah dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika. Beberapa sekolah di daerah terpencil kini dapat mengakses layanan internet stabil untuk pertama kalinya.
“Daerah yang selama ini blank spot sudah mulai terhubung. Starlink menjadi solusi praktis untuk wilayah yang sulit dijangkau jaringan fiber,” ujar Irma.
Ke depan, Disdikbud berencana menyusun mekanisme baru terkait pembiayaan voucher internet sekolah. Mulai tahun 2026, pengelolaan anggaran kemungkinan dilakukan secara terpusat dengan melibatkan sekolah, Disdikbud, dan pemerintah daerah agar penggunaan dana lebih efisien.
Irma berharap perluasan akses internet dapat mendukung percepatan transformasi digital di lingkungan sekolah.
“Kalau internet merata, maka program digitalisasi pendidikan bisa berjalan maksimal. Anak-anak Kutim harus mendapatkan fasilitas yang sama dengan daerah lain,” tegasnya.ADV
