Satukata.co – Asosiasi SMK Asisten Keperawatan (Asaski) Kalimantan Timur, rutin meningkatkan kapasitas siswa dengan berbagai keterampilan dan keahlian. Kali ini, para siswa dibekali materi tentang komunikasi efektif serta budaya kerja, dalam memberikan layanan kesehatan.
Kegiatan seminar nasional yang dilakukan secara daring ini, berlangsung pada Minggu (23/1/2022).
Ketua Asaski Kaltim, Andi Sitti Jamilah, A.Kp, M.Pd menyampaikan, seminar nasional yang digelar Asaski Kaltim ini merupakan agenda rutin.
“Biasanya kegiatan digelar secara tatap muka. Dua tahun terakhir, karena pandemi, kegiatan dilakukan secara daring,” kata Ketua Asaski Kaltim, melalui pers rilis.
Kegiatan ini penting dilakukan, untuk memberikan bekal kemampuan para siswa, sebelum nantinya mereka mengikuti uji kompetensi profesi asisten keperawatan.
“Kami membahas komunikasi efektif dan budaya kerja dalam layanan kesehatan. Keduanya merupakan alat kerja utama tenaga kesehatan. Tanpa komunikasi dan budaya yang baik, tidak akan bisa bekerja dengan baik,” sebutnya.
Objek kerja dari asisten keperawatan ini adalah manusia. “Mereka perlu disayangi. Perlu diberikan sentuhan dan perasaan yang tulus,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Asisten Keperawatan Indonesia (Paski) Ns Eli Purnamasari S.Kep yang hadir dalam seminar nasional daring menyampaikan apresiasi dan bangga atas kegiatan ini.
“Paski ini adalah wadah untuk siswa yang sudah lulus untuk berkreasi, berkontribusi, memberikan pengalaman dan berbagi keberhasilan sebagai asisten keperawatan,” bebernya.
Ia berharap, pada akhirnya para lulusan SMK bidang kesehatan bisa bergabung dengan Paski, serta bisa terampil dan andal dalam memberikan pelayanan kepada klien atau pasien.
“Karena itu, para siswa harus mampu berkomunikasi secara verbal, misalnya selalu tersenyum, dan ada kontak mata,” katanya.
Dikatakan, ke depan semua asisten keperawatan memiliki standar yang sama dalam menghadapi pasien atau klien.
“Seperti kalau kita naik pesawat, ada standar yang disampaikan pramugari,”urainya sembari mencontohkan.
Ia juga berharap, seluruh siswa nantinya bisa menjalani uji kompetensi dengan baik dan bisa dinyatakan kompeten.
Pelaksanaan seminar nasional secara daring itu, dibuka Ketua Umum Asosiasi SMK Asisten Keperawatan Indonesia (Asaski) Pusat yaitu Ns. Dayang Laily, S.Kep.
Sebelum membuka kegiatan, Dayang Laily memberikan apresiasi kepada Asaski Kaltim yang selalu menggelar kegiatan dengan materi kekinian dan berkualitas. Dayang juga berharap, para siswa diharapkan serius dalam membangun budaya kerja asisten keperawatan.
“Bagaimana menciptakan budaya kerja dan komunikasi yang efektif, itulah yang salah satu perlu dipelajari,” pesannya.
Guna menciptakan budaya kerja, menurutnya harus diawali dari perilaku sehari-hari. “Kebiasaan yang baik ini harus dilakukan berulang-ulang. Itulah budaya kerja yang baik,” sebutnya.
Terkait uji kompetensi, Dayang menyampaikan, para siswa nantinya harus mengikuti 18 unit kompetensi. “Salah satunya adalah kemampuan dalam komunikasi dan etika,” ujarnya.
Seminar nasional daring yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini dipandu moderator Ns, Nusiana Bumbungan, S.Kep. Sebagai narasumber, selain Ketua Asaski Kaltim Andi Sitti Jamilah, A.Kp, M.Pd yang berbicara tentang uji kompetensi, juga menghadirkan dua narasumber dari kalangan praktisi.
Pertama Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, Endro S. Efendi, SE., C.Ht., CT., CPS. Sedangkan praktisi kedua adalah Corporate and External Affair Director RUKUN Senior Living Sentul, Bogor, Nindya Apriyani. SE. MM.
Di kesempatan pertama, Endro menyampaikan, bagaimana para asisten keperawatan bisa berkomunikasi dengan baik. Hal pertama yang disarankan adalah bagaimana mengatasi hambatan dalam diri.
“Kenali diri sendiri, dan bereskan hambatan mental yang muncul,” sebut Endro yang juga dikenal sebagai motivator dan hipnoterapis klinis ini. Endro pun memberikan beberapa tips khusus, agar siswa bisa mengatasi hambatan mental yang muncul.
Sementara Nindya Apriyani menyampaikan budaya kerja di RUKUN Senior Living yang merawat para pasien senior dengan budaya kerja yang baik. “Budaya kerja yang jadi rujukan adalah Jepang,” katanya,
Nindya juga menyampaikan, membuka kesempatan kepada para lulusan asisten keperawatan untuk bekerja di layanan kesehatan nonmedis yang dilakukan RUKUN Senior Living, Sentul.
Seminar yang diikuti lebih dari 300 peserta ini, disambut antusias. Terbukti dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan para siswa dalam event tersebut.