SatuKata.co, Samarinda – Anggota DPRD Kaltim Sapto Setyo Pramono mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dengan saudara-saudara mereka di Palestina yang sedang mengalami penindasan dan kekerasan dari Israel. Ia mengatakan bahwa wawasan kebangsaan adalah salah satu cara untuk memahami dan menghargai perbedaan.
“Kita harus bersimpati dengan saudara-saudara kita di Palestina yang sedang mengalami penindasan dan kekerasan dari Israel. Kita juga harus mendukung resolusi PBB menuntut penghentian perang,” kata Sapto saat menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan kepada warga di Jalan Perjuangan, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda, pada Rabu.
Ia mengatakan bahwa wawasan kebangsaan dapat membantu masyarakat Indonesia untuk tidak lupa dengan kondisi di dalam negeri, yang juga membutuhkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kita ini bangsa yang besar dan kaya, tapi juga rentan terpecah belah oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu kedaulatan dan keutuhan NKRI. Kita harus cerdas dan waspada terhadap paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.
Sapto mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila harus dikembalikan ke dalam kurikulum pendidikan, agar generasi muda dapat memahami dan mengamalkan wawasan kebangsaan.
“Anak-anak kita harus tahu bahwa NKRI ini dibangun oleh berbagai suku, agama, dan golongan yang berjuang bersama-sama melawan penjajah. Kita harus menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di antara kita, karena itu adalah kekayaan bangsa kita,” tuturnya.
Sapto berharap sosialisasi wawasan kebangsaan ini dapat memberikan pemahaman dan motivasi kepada masyarakat untuk menjaga dan mempertahankan NKRI.
“Kita harus belajar dari Palestina, yang sampai sekarang masih berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dan kedamaian. Kita harus bersyukur bahwa Indonesia sudah merdeka dan damai, tapi kita juga harus berjuang untuk mempertahankannya,” serunya.
Disinggung soal tragedi kemanusiaan di Palestina, Sapto menyatakan dukungannya terhadap rakyat Palestina, sekaligus mengecam penyerangan yang dilakukan Israel terhadap tanah Gaza.
“Saya prihatin dan turut berduka cita atas apa yang terjadi di tanah Palestina, semoga konflik ini segera berakhir,” ucap Sapto.
Untuk situasi di Palestina terkini, seperti diwartakan ANTARA, relawan lembaga kemanusiaan MER-C menyebutkan sampai saat ini belum ada bantuan kemanusiaan yang bisa masuk Gaza Utara, terutama Rumah Sakit Indonesia, karena Israel terus menyerang Gaza tengah.
“Memang ada beberapa truk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Tapi dari beberapa truk itu belum bisa dibagikan secara merata,” kata Fikri Rofiul Haq, salah seorang relawan MER-C yang berada di RS Indonesia di Gaza, kepada ANTARA yang menghubunginya dari Jakarta, Rabu.
Fikri mengungkapkan bantuan kemanusiaan belum sampai RS Indonesia karena rumah sakit ini berada di ujung utara Jalur Gaza, sedangkan bantuan kemanusiaan masuk dari pintu lintas batas Rafah di Jalur Gaza selatan.
(MF/Adv/DPRD Kaltim)