Satukata.co, Samarinda – Keberhasilan Kontingen Kalimantan Timur dalam ajang olahraga terbaru semakin memperkuat reputasi provinsi ini sebagai pusat pengembangan atlet berkualitas.
Medali emas dan perunggu yang diraih di berbagai cabang olahraga menandakan kemajuan pesat dalam dunia olahraga daerah, dengan perhatian khusus pada pembinaan atlet disabilitas yang kian menunjukkan hasil menggembirakan.
Pada kompetisi tersebut, Kaltim berhasil meraih satu medali emas dan tiga perunggu di cabang angkat berat, sementara cabang atletik menyumbangkan empat medali emas, tiga perak, dan tujuh perunggu.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi bukti kerja keras para atlet, tetapi juga mencerminkan komitmen Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim dalam meningkatkan kualitas pembinaan atlet di semua kategori.
Bagus Sugiarta, Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga Dispora Kaltim, mengungkapkan bahwa pencapaian ini semakin memacu pihaknya untuk memperkuat program pengembangan atlet, terutama atlet dengan disabilitas.
Menurutnya, hasil positif ini memberikan peluang besar untuk melahirkan atlet yang lebih berprestasi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
“Kami melihat bahwa Kaltim memiliki potensi besar dalam olahraga, dan hasil ini memberikan kami dorongan untuk terus mengembangkan atlet kami, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Kami ingin lebih banyak atlet berprestasi dari Kaltim, baik yang berkompetisi di level biasa maupun para atlet disabilitas,” jelas Bagus pada Jumat (15/11/24).
Pembicaraan lebih lanjut dengan National Paralympic Committee (NPC) membuka peluang bagi Kaltim untuk merancang pendekatan baru dalam pembinaan atlet disabilitas.
Bagus menilai bahwa meskipun pelatih yang mengelola atlet disabilitas sudah dilatih dengan keterampilan tambahan, masih diperlukan pembenahan dalam metodologi pelatihan agar lebih spesifik untuk kebutuhan atlet disabilitas.
“Kami sudah berdiskusi dengan NPC mengenai bagaimana cara pelatihan yang lebih tepat. Pelatih yang menangani atlet disabilitas biasanya berasal dari cabang olahraga biasa dan diberi pelatihan tambahan. Kami berharap pendekatan ini dapat lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik unik atlet disabilitas,” ujar Bagus.
Lebih jauh, Bagus juga menekankan pentingnya penguatan peran guru olahraga di Sekolah Luar Biasa (SLB). Sebagai institusi yang memiliki peran besar dalam mengidentifikasi bakat atlet disabilitas sejak dini, SLB perlu mendapatkan perhatian lebih dalam hal pembinaan dan pengawasan untuk menggali potensi para siswa.
“Di SLB, banyak potensi bakat atlet disabilitas yang belum tergali dengan optimal. Pembinaan yang lebih intensif serta dukungan dari para guru olahraga yang terlatih dapat membantu mengasah bakat-bakat tersebut,” imbuhnya.
Dalam waktu dekat, Dispora Kaltim akan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak terkait untuk merumuskan sistem pembinaan atlet disabilitas yang lebih terstruktur dan efisien.
Bagus berharap dengan kolaborasi yang lebih erat antar lembaga, atlet disabilitas Kaltim akan lebih siap menghadapi tantangan di tingkat nasional dan internasional.
“Kami akan terus memperkuat pembinaan atlet disabilitas di Kaltim. Kami ingin melihat lebih banyak atlet disabilitas dari Kaltim yang berkompetisi di tingkat lebih tinggi, dan meraih prestasi yang membanggakan,” tutup Bagus. (ADV/Tah)