SatuKata.co, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, meminta Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim segera menindaklanjuti penanganan kasus kekurangan gizi kronis, atau stunting. Ia mengatakan bahwa stunting masih menjadi masalah serius di Kaltim yang berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) generasi penerus.
Stunting adalah kondisi anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dari ukuran semestinya. Stunting bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya asupan gizi, infeksi, kekerasan, atau faktor lingkungan. Stunting bisa menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan fisik, mental, dan sosial.
Ananda Emira Moeis mengatakan bahwa stunting sudah menjadi salah satu prioritas (kebijakan) pusat pemerintah Indonesia. Pemerintah pusat telah mengirim bantuan-bantuan banyak untuk penanganan stunting, baik melalui program bantuan makanan, vitamin A, maupun pemberian suplemen gizi.
“Stunting di Kaltim tak turun-turun, masih di angka 23 persen. Itu sudah jadi salah satu prioritas (kebijakan) pusat juga. (Pemerintah) pusat, setahu saya, juga sudah kirim bantuan-bantuan banyak untuk penanganan stunting,” kata Ananda di Samarinda, Minggu.
Ia meminta agar Pj Gubernur Kaltim bisa lebih aktif dalam melaksanakan program-program yang berkaitan dengan penanganan stunting. Ia juga mengingatkan bahwa semua pihak harus bersinergi dalam memberikan dukungan kepada ibu hamil dan balita yang mengalami stunting.
“Peran pemerintah amat vital dalam penanganan stunting, termasuk juga mengoptimalkan posyandu di desa-desa. Jika dijalankan sesuai prosedur, tumbuh kembang anak dapat terawasi penggiat Posyandu,” tuturnya.
Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil dan balita. Posyandu memiliki peran penting dalam mendeteksi dini dan mengatasi masalah stunting. Posyandu juga memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil dan balita tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang.
Ananda Emira Moeis juga menyebut bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga. Melalui posyandu, kita bisa mendeteksi dini dan mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan di Kaltim.
“Posyandu adalah salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga. Melalui Posyandu, kita bisa mendeteksi dini dan mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan di Kaltim,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa penekanan stunting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia selaras dengan kesiapan Kaltim menyongsong tantangan Ibu Kota Negara (IKN). IKN adalah proyek pembangunan ibu kota baru Indonesia yang akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia.
“Kita penyangga utama IKN. Kita mesti menyiapkan SDM berkualitas yang mumpuni,” katanya.
(MF/Adv)