Kutai Timur – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur terus memaksimalkan proses validasi data Anak Tidak Sekolah (ATS) yang bersumber dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin).
Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yudiwa, menjelaskan bahwa data ATS bersifat dinamis dan dapat berubah setiap hari, sehingga perlu diverifikasi secara langsung untuk mendapatkan gambaran yang akurat di lapangan.
Irma mengungkapkan bahwa hingga 14 November, total ATS yang tercatat dari Pusdatin mencapai 10.546 anak. Dari jumlah tersebut, Kutim berhasil memverifikasi 5.497 anak, dengan 3.490 di antaranya sudah kembali aktif bersekolah.
“Data ATS tidak bisa hanya dilihat dari angka. Harus dipadankan dengan kondisi nyata di lapangan, karena banyak kasus yang tidak sinkron,” ujarnya.
Ketidaksesuaian data terjadi karena berbagai faktor, seperti perpindahan tempat tinggal tanpa pembaruan kartu keluarga, anak yang sebenarnya bersekolah di luar daerah, hingga siswa yang belajar di pondok pesantren yang tercatat melalui sistem EMIS sehingga tidak terbaca oleh Dapodik.
Kondisi ini membuat tim verifikasi harus bekerja ekstra melakukan pengecekan berbasis alamat (by address).
Disdikbud Kutim menggandeng sekolah, kecamatan, desa, PKK, serta berbagai pemangku kepentingan dalam proses verifikasi agar data benar-benar bersih sebelum dilakukan intervensi lanjutan. Irma menegaskan bahwa tujuan utamanya bukan hanya membersihkan data, tetapi memastikan seluruh anak mendapatkan akses pendidikan.
“Kami tidak ingin ada anak yang tertinggal hanya karena data tidak akurat. Setelah validasi selesai, fokus kami adalah mengembalikan mereka ke sekolah,” tegasnya.
Ia optimistis validasi dapat diselesaikan sesuai target, sehingga penanganan ATS di Kutai Timur dapat dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran.ADV
