Satukata.co, Samarinda – Semangat para atlet Kalimantan Timur (Kaltim) kembali terpancar dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024. Salah satu bintang dalam gelaran ini adalah Firdaus, atlet para renang asal Balikpapan, yang berhasil mempersembahkan satu medali emas di nomor 200 meter gaya bebas dan satu medali perunggu di nomor 400 meter gaya bebas.
Prestasi ini tak hanya memperkokoh nama Kaltim di peta olahraga nasional, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang semangat dan perjuangan tanpa henti.
Kesiapan atlet Kaltim dalam ajang Peparnas kali ini telah dipersiapkan dengan matang sejak jauh hari. Menurut Firdaus, persiapan yang ia jalani melibatkan pelatihan intensif di Kota Balikpapan.
“Kami sudah disiapkan kolam dan dilatih secara intensif selama empat hingga lima bulan di Training Center,” ungkapnya pada jumpa pers di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim, Jumat (25/10/2024).
Latihan yang disiplin dan terarah ini merupakan bagian dari strategi untuk mencapai performa terbaik dan meningkatkan daya tahan di arena.
Dukungan penuh dari pelatih dan tim memberikan dampak signifikan dalam mengasah keterampilan Firdaus. Ia pun merasa terbantu oleh proses pelatihan yang mampu membangun kepercayaan diri sekaligus kemampuan fisiknya dalam menghadapi setiap tantangan di kolam renang.
Perjalanan Firdaus menuju dunia paralimpik tidaklah mudah. Ia mengalami kecelakaan motor pada tahun 2010 saat masih di bangku SMA, peristiwa yang mengubah hidupnya.
“Awalnya saya sempat down, lama tidak keluar rumah. Tapi teman saya mengajak berenang dan dari situlah saya mulai kembali bersemangat,” kisahnya. Renang, yang awalnya hanya sekadar aktivitas, akhirnya menjadi tujuan hidup.
Tantangan finansial juga sempat menghadang langkah Firdaus. Pada awal karirnya, dukungan biaya dari pemerintah belum ada sehingga ia harus membiayai sendiri latihan dan peralatannya. Namun, semangat tak pernah surut, dan ia perlahan menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai atlet difabel.
“Butuh sekitar dua hingga tiga tahun untuk benar-benar siap menjadi atlet,” ujarnya.
Firdaus bukanlah pendatang baru di ajang Peparnas. Pada Peparnas XVI Papua 2021, ia sudah meraih medali perak di nomor 200 meter gaya bebas dan perunggu di nomor 200 meter gaya ganti. Namun, di Solo tahun ini, peningkatan prestasinya begitu mencolok dengan raihan emas yang membanggakan.
“Ini semua berkat latihan yang konsisten dan semangat yang terus dijaga. Karena tanpa latihan, kemenangan tidak akan datang begitu saja,” jelas Firdaus.
Tak hanya berhenti di Peparnas, Firdaus menargetkan untuk dapat mengikuti kompetisi lebih besar di masa depan, demi mengharumkan nama Kaltim dan Indonesia di kancah internasional.
Kaltim sendiri berhasil meraih posisi ke-13 pada Peparnas XVII Solo, dengan total 37 medali yang terdiri dari 7 emas, 13 perak, dan 17 perunggu. Pencapaian ini menunjukkan bahwa persiapan dan pembinaan atlet difabel di Kaltim semakin menunjukkan hasil nyata dari tahun ke tahun.
Kisah Firdaus, dengan segala tantangan dan prestasi yang ia raih, menjadi gambaran nyata bagaimana dedikasi dan semangat mampu mengatasi keterbatasan. Harapan besar pun disampaikan oleh Firdaus agar dukungan untuk atlet difabel terus meningkat sehingga semakin banyak atlet yang mampu meraih prestasi di kancah nasional maupun internasional. (ADV/Tah)