Satukata.co – Wilayah Kaltim memiliki luas sebesar 12,7 juta hektare. Luasnya hampir sama dengan negara Inggris yaitu sekitar 13,4 juta hektare.
Sedangkan area hutan Kaltim luasnya meliputi 6,5 juta hektare. Ini membuktikan bahwa Kaltim memiliki banyak hutan yang dapat dikelola secara berkelanjutan.
Kata Gubernur Kaltim Isran Noor,saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim benar-benar menyambut sektor bisnis hijau untuk mendukung dan bekerja sama dengan perusahaan daerah hutan milik provinsi.
“Hal ini dilakukan untuk generasi mendatang, yaitu bersama mengelola hutan dan satwa liarnya,” ungkapnya.
Kaltim menjadi salah satu penghasil buah sawit dan CPO paling produktif di Indonesia. Namun, proporsi buah dan CPO yang dihasilkan untuk produksi produk turunannya relatif rendah meskipun memiliki nilai tambah yang besar dan permintaan turunan terus meningkat.
“Pemerintah UK mendukung sumber CPO dari perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Ada 12 pemegang sertifikasi RSPO di provinsi ini dengan luas total 160.000 hektare,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pemprov sangat mendukung pengembangan industri hilir CPO. Peluang investasi yang potensial adalah kilang kelapa sawit, oleokimia (asam lemak, alkohol, amina, gliserin), oleo food (minyak goreng, margarin), dan bioenergi (biodiesel, bioetanol, biogas berbasis POME).
Selain itu lanjut mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) itu, pariwisata adalah salah satu investasi hijau di Kaltim. Pasalnya, banyak daerah tujuan wisata yang masih alami dan asri. Akan tetapi, konektivitas infrastruktur termasuk akses ke daerah menjadi tantangan tersendiri.
“Kami sangat menyambut baik sektor bisnis yang diusulkan untuk melibatkan potensi investasi hijau di Kaltim. Pengembangan resort, mini golf, cottage dan hotel dipersilakan,” tegasnya.