Kutai Timur – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tengah mengembangkan strategi kolaboratif dengan memanfaatkan dana RT dan dukungan CSR perusahaan untuk penanganan keluarga berisiko stunting. Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, mengatakan pendekatan ini akan memperkuat intervensi yang selama ini dilakukan pemerintah daerah.
“Kalau dana RT dan CSR bisa berjalan bersamaan, dampaknya pasti lebih terasa. Kami sudah mendorong dua sumber ini saling melengkapi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dana RT dapat membantu perbaikan lingkungan dan fasilitas dasar, sementara CSR bisa fokus pada pemberdayaan dan gizi keluarga.
“Pendekatan kolaboratif ini lebih efisien karena tidak hanya bergantung pada APBD,” katanya.
Achmad menegaskan, semua langkah ini berbasis pada data valid keluarga berisiko yang sudah diverifikasi DPPKB, sehingga program yang dijalankan benar-benar tepat sasaran.ADV
