Satukata.co, Samarinda – Di tengah dominasi gadget dan permainan digital yang memikat perhatian anak-anak dan remaja, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) menggulirkan program unik yang menghidupkan kembali olahraga tradisional sebagai alternatif rekreasi bagi generasi muda.
Hal itu bertujuan untuk melestarikan budaya sekaligus menumbuhkan minat terhadap olahraga lokal. Dispora Kaltim meluncurkan serangkaian kegiatan sosialisasi yang merangkul permainan tradisional dan memperkenalkannya kepada masyarakat.
Bagus Sugiarta, Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, memaparkan bahwa maraknya penggunaan teknologi membuat anak-anak semakin jarang bersentuhan dengan permainan fisik.
Dia menyebut generasi muda saat ini semakin terhubung dengan dunia digital, sehingga permainan tradisional seolah terpinggirkan.
“Dengan program ini, kami ingin menciptakan ruang di mana anak-anak dapat mengenal kembali olahraga tradisional kita,” ujarnya saat diwawancarai, Sabtu (26/10/2024).
Dispora Kaltim menyediakan fasilitas di Kawasan Olahraga Gor Kadrie Oening, tempat komunitas olahraga tradisional dapat berkumpul dan menggelar demonstrasi. Setiap akhir pekan, pengunjung yang berolahraga di kawasan tersebut, seperti jogging, akan disuguhkan atraksi permainan tradisional.
“Kami mengundang komunitas olahraga tradisional untuk tampil setiap minggu, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan menyaksikan keunikan olahraga khas daerah yang jarang dilihat,” tambah Bagus.
Tidak hanya di arena stadion, Dispora Kaltim juga merencanakan roadshow ke sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama di Samarinda dan sekitarnya. Melalui roadshow ini, Dispora berfokus mengenalkan berbagai olahraga tradisional yang sarat nilai sejarah, seperti sumpit dan permainan sepeda ontel.
“Usia SD dan SMP adalah masa terbaik untuk menanamkan ketertarikan pada olahraga tradisional. Melalui pendekatan langsung ini, kami berharap minat mereka akan semakin tumbuh,” ujar Bagus.
Dispora Kaltim optimistis bahwa inisiatif ini dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengimbangi dampak digitalisasi pada generasi muda, sekaligus memperkaya wawasan budaya yang dimiliki masyarakat Kaltim. (ADV/Tah)