SatuKata.Co, Samarinda – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Samarinda, Damayanti, menyampaikan pandangannya terkait rencana penggunaan baju adat sebagai seragam sekolah. Meskipun rencana ini dirasa perlu, Damayanti menyarankan agar pelaksanaannya dilakukan secara bertahap untuk memastikan kesiapan dan penerimaan dari semua pihak.
Damayanti mengamati bahwa anak-anak saat ini terlalu terpengaruh oleh perkembangan teknologi. Anak-anak lebih suka mengenakan kostum anime atau cosplay yang menggambarkan tokoh fiktif dari luar negeri daripada mengenakan pakaian tradisional yang mewakili pahlawan lokal seperti Gatot Kaca atau Dewi Sri.
Sebagai anggota DPRD, Damayanti menekankan pentingnya mempertahankan budaya lokal dan mencegah anak-anak melupakan tradisi mereka sendiri. Ia berpendapat bahwa penggunaan baju adat sebagai seragam sekolah perlu diimplementasikan untuk menjaga keberagaman budaya.
Namun, ia juga memahami kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa memberatkan sebagian pihak. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar implementasi dilakukan secara bertahap. Damayanti mendukung inisiatif ini dengan catatan bahwa perencanaan yang matang dan pendekatan yang bijak harus memastikan keberhasilan dan penerimaan yang baik dari masyarakat.
“Perlahan-lahan memang perlu, untuk mempertahankan budaya kita. Jangan sampai tradisi dan budaya yang kita punya nantinya malah diakui oleh orang lain sedangkan kita sendiri bangga dengan budaya orang lain,” pungkasnya.
(MF)