Satukata.co – Pengurus Pusat Santri Mendunia menggelar Diskusi dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta pada Senin (3/2/2025). Acara ini bertujuan merumuskan strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) santri berbasis digital yang adaptif terhadap tren global, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum Pengurus Pusat Santri Mendunia, Gus Moh Abdul Aziz Nawawi, Ph.D, menegaskan komitmen organisasi dalam memperkuat rebranding melalui peningkatan kapasitas santri di dalam maupun luar negeri. Hal ini dibahas dalam Forum Group Discussion (FGD) bersama para mentor dan pengurus.
“Kami percaya bahwa keberhasilan organisasi terletak pada pengembangan potensi setiap santri, baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Kami ingin menciptakan dampak positif jangka panjang dan membangun organisasi yang dinamis sesuai dengan jargon kami: Santri Mendunia, Terkoneksi, Hidup Bermakna, Penuh Karya,” ujarnya.
Rakernas ini dirancang untuk memperkuat peran Santri Mendunia dalam menghadapi perubahan sosial, politik, dan teknologi. Selain itu, forum ini menjadi wadah untuk merumuskan program kerja serta strategi optimalisasi potensi santri guna menjawab tantangan zaman. Rekomendasi hasil Rakernas nantinya akan disampaikan kepada kementerian, Wakil Presiden, dan Presiden RI.
Sebagai organisasi yang terkoneksi di 36 negara dan 38 provinsi sejak berdiri pada 2019, Santri Mendunia terus berkomitmen melahirkan generasi santri yang berkualitas, berdaya saing, dan berintegritas. Rakernas ini menjadi ajang refleksi dan inovasi untuk memastikan organisasi tetap relevan dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“Era baru ini adalah waktu bagi Santri Mendunia untuk mengambil peran lebih besar sebagai penggerak perubahan, penjaga nilai keislaman ala Ahlussunnah wal Jamaah, serta pemimpin peradaban,” tambah Gus Aziz.
Acara ini dibuka oleh Pembina Santri Mendunia, Bpk. Priskhianto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya santri sadar ekonomi dan berperan aktif dalam meningkatkan kemandirian pesantren, baik di tingkat lokal maupun internasional.
“Kita harus menentukan arah kebijakan dan mengukir langkah organisasi ke depan. Santri harus berkontribusi dalam perdagangan, perdamaian, keadilan, serta keberlanjutan di tengah kompleksitas dunia saat ini,” ujar Gus Aziz dalam sambutannya.
Rakernas ini juga dihadiri oleh para pembina dan mentor, di antaranya Ki Jagat, Ning Afie, Ning Ebah, Gus Nidzom, dan Qodri Fauzi, serta sejumlah tamu undangan lainnya.