Kutai Timur – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur tengah melakukan proses besar dalam validasi data Anak Tidak Sekolah (ATS) setelah temuan pemerintah pusat menunjukkan angka yang dinilai tidak sesuai kondisi lapangan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim, Mulyono, menegaskan bahwa data awal yang dirilis nasional tidak sepenuhnya menggambarkan keadaan sebenarnya.
Menurut Mulyono, Kutai Timur sempat dicatat sebagai salah satu daerah dengan jumlah ATS tertinggi. Namun setelah diverifikasi secara langsung di lapangan, sebagian besar data ternyata tidak dapat ditemukan.
“Banyak nama yang tercatat sebagai ATS itu tidak ada, alamatnya tidak jelas, atau sudah sekolah. Setelah pengecekan, angka riilnya jauh berkurang,” jelasnya.
Dari data yang sebelumnya mencapai puluhan ribu, kini tersisa sekitar belasan ribu yang dapat diverifikasi sebagai ATS dan sedang dalam proses penanganan. Mulyono menyebut Kutim menjadi satu-satunya daerah di Kalimantan Timur yang berhasil menurunkan angka ATS setelah proses verifikasi dilakukan secara masif.
“Kami turun langsung bersama sekolah, pemerintah kecamatan, hingga desa untuk memastikan data valid,” tambahnya.
Validasi ini dilakukan secara bertahap dan ditargetkan selesai sepenuhnya pada akhir tahun. Setelah data bersih diperoleh, Disdikbud akan menindaklanjuti dengan program intervensi, mulai dari mengembalikan anak ke sekolah hingga memberikan layanan pendidikan kesetaraan bagi yang sudah putus sekolah.
Mulyono menegaskan bahwa keakuratan data menjadi dasar penting dalam menentukan kebijakan pendidikan.
“Kalau datanya benar, langkah intervensinya juga bisa tepat. Kami pastikan proses ini selesai dan digunakan sebagai dasar perbaikan pendidikan Kutai Timur,” tutupnya.ADV
