SatuKata.Co, Samarinda – Penanganan banjir ditangani Pemkot Samarinda sepanjang 2021-2024 dievaluasi DPRD Samarinda.Dari evaluasi para wakil rakyat itu, pengendalian banjir masih perlu memerhatikan area krusial. Termasuk normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM).
Menurut Anggota Komisi III DPRD Samarinda Mohammad Novan Syahronnie Pasie, penanganan banjir yang ada saat ini tidak hanya menyasar pada kawasan protokol tapi juga daerah strategis yang ada di Samarinda. “Salah satu fokus penanganan adalah sungai dekat jembatan di daerah PM Noor,” ujar Novan. Persoalan banjir tidak bisa ditangani secara instan, perlu pemahaman mendalam tentang penyebabnya sehingga penanganan bisa dikerjakan dari hulu ke ilir.
“Proses ini bertahap dan menjadi patokan. Setelah penanganan dari hulu sungai, langkah selanjutnya adalah penanganan di jalan protokol, termasuk simpang empat Lembuswana dan simpang empat Sempaja, yang menunjukkan progres positif,” paparnya.
Kondisi cuaca juga tidak bisa diabaikan. Tingginya permukaan air sebagai dampak pemanasan global menjadi tantangan setiap tahun. Novan menyadari kompleksitas ini dan mengakui bahwa beberapa daerah memerlukan pendekatan yang berbeda.
“Kawasan Slamet Riyadi misalnya, membutuhkan strategi berbeda. Aliran air yang masuk ke daerah ini berbeda dengan wilayah lainnya. Maka perlunya fokus penanganan yang lebih spesifik, karena air masuk ke daerah Slamet Riyadi bukan berasal dari turap, melainkan dari aliran langsung yang membuang ke sungai,” jabarnya.
Novan berharap Pemkot Samarinda terus mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah banjir. Perubahan iklim dan penyebab banjir harus diperhatikan secara menyeluruh agar pembenahan berjalan lebih baik.
(MF)