Satukata.co – Pondok Baitu Husodo Mojokerto kembali menyalurkan sedekah seni dengan mengusung, “Apakah Preman Layak Menjadi Dewan”, Sabtu (15/1/2022).
Hal itu disampaikan, Pengasuh Pondok Baitu Husodo Solih Moch Solih (Gus Solih). Ia mengatakan kegiatan sedekah seni merupakan ketiga kalinya dilakukan.
Gus Solih menjelaskan tajuk tema tersebut dilatarbelakangi lantaran Pondok Baitu Husodo memiliki santri mantan preman.
“Jadi dulunya pengguna dan pengedar narkoba, eks-penghuni Lapas, anak punk, anak jalanan, dan mantan PSK,” kata Gus Solih,dilansir narasi.co,Minggu(16/1/2022)
Lebih jauh, Pondok Baitu Husodo didirikan merupakan bengkel mental dan hati para preman. Ia pun berharap mantan preman lebih bisa berprestasi.
“Kami tidak hanya memikirkan ukhrowi tapi memikirkan bagaimana teman-teman mantan preman ini dapat berprestasi dalam urusan duniawi,” ujar Gus Solih.
Menurutnya, sedekah seni ini merupakan tempat berekspresi mantan preman dan sekaligus dakwah mereka dengan mengajak teman yang lain untuk bertaubat.
“Kami berharap, kegiatan baik ini dapat menular dan menjadi virus kebaikan untuk teman-teman yang belum bertaubat, ” tandasnya.
Sementara itu, pengawas Yayasan Baitu Husodo Peduli Indonesia Shochib Adianto mengatakan kegiatan sedekah seni yang ketiga mencerminkan keseriusan Baitu Husodo dalam dakwahnya.
“Harapannya mantan preman bisa menjadi pemimpin yang baik di tengah masyarakat, kalau santri di sini ada yang jadi anggota dewan semoga menjadi dewan yang amanah,” terangnya.
Selain itu, dirinya ingin mantan preman bisa lebih banyak berkarya dengan kemampuan dan porsinya masing-masing di tengah masyarakat.
“Kalaupun dulu mereka “dicap” sebagai benalu dan sampah di masyarakat, kini saatnya mereka membuktikan bahwa mantan preman bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara, ” tuturnya.
Ditempat yang sama, Direktur LBH Brawijaya Saiful Hudah sepakat mantan preman sangat layak menjadi pemimpin.
“Anda sangat layak menjadi lebih baik, jangankan menjadi anggota dewan atau pemimpin daerah, anda juga bisa menjadi presiden,” kata Hudah dalam sambutannya.
Pihaknya sedang menyiapkan pelatihan legal bagi mantan preman. Menurutnya, pembekalan pengetahuan tentang hukum sangat penting apalagi para mantan preman berdakwah di tempat rawan.
“LBH Brawijaya sedang menyiapkan pelatihan para legal. Kami tahu teman-teman sangat membutuhkan pengetahuan hukum, ini mempermudah teman-teman melakukan advokasi di lapangan, ” pungkasnya.