SatuKata.co, Debut politik Fuad Fakhruddin di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur tak hanya menjadi ajang pembuktian, tetapi juga ladang pengabdian. Politisi muda Partai Gerindra ini datang dengan agenda besar: mengangkat sektor sosial sebagai prioritas.
Duduk sebagai wakil dari Daerah Pemilihan (Dapil) Samarinda, Fuad punya cita-cita jelas. Ia ingin memperjuangkan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan di Komisi IV, tempat ia berambisi bergabung. “Tiga sektor ini adalah denyut nadi masyarakat. Perhatian terhadapnya bukan sekadar kebutuhan, melainkan kewajiban,” ujar Fuad dalam sebuah perbincangan, penuh optimisme.
Fuad tahu, pendidikan adalah jalan menuju perubahan. Salah satu fokus utamanya adalah keberlanjutan program beasiswa yang menjadi jantung harapan banyak keluarga di Kaltim. Dalam bayang-bayang ketidakpastian, ia mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil sikap. “Masyarakat butuh kepastian. Program ini harus berjalan tanpa hambatan,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga melontarkan gagasan besar: meningkatkan alokasi anggaran pendidikan di atas batas minimum 20 persen dari APBD yang diamanatkan undang-undang. “Jika kita bicara investasi masa depan, pendidikan adalah jawabannya. Angka 20 persen itu cukup, tapi belum ideal,” kata Fuad dengan nada serius.
Di luar pendidikan, Fuad memandang kesehatan dan ketenagakerjaan sebagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Menurutnya, layanan kesehatan yang memadai akan berbanding lurus dengan produktivitas tenaga kerja. “Kesehatan bukan hanya soal rumah sakit atau dokter, tetapi juga bagaimana kita menjaga masyarakat tetap produktif,” ujarnya sambil menambahkan pentingnya pelatihan kerja berbasis kebutuhan pasar.
Ia mendorong akses yang lebih luas untuk kedua sektor ini, terutama bagi kelompok masyarakat rentan. Dalam pandangannya, keadilan sosial adalah pijakan untuk membangun Kalimantan Timur yang lebih kuat.
Fuad tahu perjuangannya tak bisa dilakukan sendiri. Ia menyerukan kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan masyarakat sipil. “Masyarakat Samarinda, dan Kaltim pada umumnya, adalah kekuatan utama. Kita hanya perlu merangkai elemen-elemen ini menjadi sinergi yang kuat,” katanya.
Dengan tekad yang kokoh, Fuad Fakhruddin melangkah pasti. Di balik tutur katanya yang sederhana, ada visi besar untuk menjadikan Kaltim lebih manusiawi. “Pendidikan, kesehatan, pekerjaan ini semua soal martabat. Kita berjuang bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan,” katanya
(MF/Adv/DPRDKaltim).