SatuKata.Co, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sani Bin Husain, mengungkapkan pandangannya terkait dinamika kurikulum pendidikan yang berlaku.
“Sebagai produk dari kurikulum lama, saya mengakui bahwa tidak ada satu pun kurikulum yang sempurna. Setiap sistem pendidikan pasti memiliki aspek positif dan negatif,” ujar Sani.
Sani, yang juga merupakan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menekankan bahwa setiap kurikulum pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Namun, ia menyayangkan dalam menjalankan kurikulum yang ada, membuat guru terbebani dengan tugas administratif yang berlebihan, yang pada akhirnya mengurangi waktu efektif untuk mengajar dan berinteraksi dengan siswa.
Sani menyoroti pentingnya fokus pada peningkatan kesejahteraan dan kompetensi guru sebagai kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Kesejahteraan dan kompetensi guru harus menjadi prioritas. Tanpa itu, sulit bagi kita untuk mencapai standar pendidikan yang diharapkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sani berpendapat bahwa belum ada kurikulum yang secara langsung dapat menjamin peningkatan kesejahteraan guru sambil meningkatkan kemampuan siswa. Oleh karena itu, ia menyerukan perlunya penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk menciptakan kurikulum yang dapat memenuhi kedua aspek tersebut.
Sani juga mengajak semua pihak terkait untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi terbaik bagi sistem pendidikan. “Keberhasilan pendidikan tidak hanya tergantung pada kurikulum, tetapi juga pada kualitas guru dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah serta masyarakat,” tuturnya.
Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Sani yakin bahwa Indonesia dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik untuk masa depan generasi penerus bangsa. “Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua sebagai bagian dari masyarakat,” pungkas Sani. (Adv)
(MF)