SatuKata.co, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi besar dalam bidang budidaya udang. Provinsi ini memiliki wilayah pesisir yang luas dan ketersediaan air payau yang melimpah, yang merupakan faktor penting dalam budidaya udang.
Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim menunjukkan bahwa produksi udang di provinsi ini pada tahun 2022 mencapai 120.000 ton, naik 10% dari tahun sebelumnya. Udang vaname menjadi jenis udang yang paling banyak diproduksi, yaitu sekitar 90% dari total produksi udang di Kaltim.
Salah satu kunci dari pertumbuhan produksi udang di Kaltim adalah dukungan dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) benur, yaitu usaha yang bergerak di bidang produksi benih udang. UMKM benur di Kaltim mendapatkan pembinaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas benih udang yang dihasilkan.
Pembinaan UMKM benur ini mendapat apresiasi dari Encik Wardana, Anggota Komisi II DPRD Kaltim. Encik Wardana mengatakan bahwa pembinaan ini telah berkontribusi terhadap peningkatan produksi udang di Kaltim.
“Pembinaan UMKM benur ini sangat penting, karena benih udang merupakan faktor utama dalam budidaya udang. Dengan adanya pembinaan ini, kualitas dan kuantitas benih udang di Kaltim dapat terjamin,” kata Encik Wardana saat mengunjungi Kantor UPTD Balai Benih Sentral Air Payau dan Air Laut Manggar, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim, Jum’at (17/11/2023).
Encik Wardana mengatakan, pembinaan UMKM benur ini telah dimulai sejak tahun 2022. Saat ini, jumlah warga yang dibina mencapai 30 orang. Ia berharap, jumlah tersebut dapat terus bertambah di masa depan.
“Kami berharap, pada tahun 2024, bisa ada minimal 100 warga yang dibina dalam UMKM benur ini. Kami juga siap mendukung upaya-upaya peningkatan produksi udang di Kaltim, baik itu berupa anggaran maupun lainnya,” ujar Encik Wardana.
Encik Wardana juga menekankan pentingnya pengelolaan budidaya udang yang berkelanjutan. Menurutnya, pengelolaan tersebut perlu didukung oleh riset yang berkala, baik itu riset mandiri, riset bersama badan/dinas terkait, maupun riset lokal bersama perguruan tinggi yang berkonsentrasi di bidang perikanan.
“Pengelolaan budidaya udang yang berkelanjutan harus memperhatikan aspek-aspek seperti penggunaan benih udang yang berkualitas, penerapan teknologi budidaya yang tepat, pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit, dan pengelolaan limbah budidaya yang ramah lingkungan,” tutup Encik Wardana.
(MF/Adv)