Satukata.co-Keseruan Mandalika diselingi kehebohan pawang hujan bernama Rara, ternyata tak berpengaruh apa-apa bagi warga Kaltim yang ada di pedalaman. Ajang balap motor paling bergengsi sedunia itu juga tak membuat mereka bangga.
Kemewahan Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) tak terbantahkan. Event terbaru, seri kedua MotoGP di Mandalika akhir pekan lalu bahkan dinilai sukses mencuri perhatian dunia dan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Saya ini bingung dengan pemerintah. Bisa bangun sirkuit yang aspalnya mulus. Namanya Sirkuit Mandalika. Tapi tidak bisa bangun jalan mulus dari Samarinda ke Kutai Barat, sampai ke Long Apari tembus perbatasan.,” kritik Hanyek, warga Sendawar dalam live dialog pagi di RRI Samarinda Jumat (25/3/2022).
Dia kesal karena jalan sepanjang kurang lebih 400 km ke Kutai Barat tidak kunjung mulus meski Indonesia sudah 76 tahun merdeka. Hanya beberapa kilometer yang bisa dilalui tanpa guncangan berarti.
“Jadi kalau di sana ada Sirkuit Mandalika, di sini juga ada. Jalan Mandarita, karena terlalu banyak rusaknya,” ketus Hanyek memberi sindiran, dikutif dari Narasi.co, Minggu(27/3/2022)
Untuk diketahui, Sirkuit Mandalika dibangun dengan dana APBN tidak kurang Rp 1,1 triliun, termasuk pembebasan lahan. Di luar itu, APBN masih digelontorkan untuk mendukung fasilitas lainnya di luar sirkuit melalui alokasi sejumlah kementerian terkait dengan alokasi tidak kurang dari Rp 1,3 triliun.
Menurut pendengar radio yang aktif menyuarakan aspirasi daerah itu, jalan mulus pasti akan berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Semakin baik jalan, maka harga pasti akan lebih murah karena cost pedagang akan lebih ringan.
Sebaliknya, semakin hancur jalanan, maka harga barang kebutuhan pokok dan lainnya juga pasti akan tinggi karena biaya pengiriman barang juga pasti melambung.
“Kami juga heran. Bertahun-tahun sudah kami rasakan ini. Kami masih sabar. Anehnya, di kota, baru ada barang naik sedikit sudah ribut minta ampun,” kritik Hanyek lagi.
Warga Kubar lainnya, Egy juga sependapat. Pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilainya penuh semangat saat membangun Sirkuit Mandalika. Tapi terlihat sangat lemah saat membangun jalan di Kaltim.
“Padahal, aspal mulus sirkuit itu hanya dipakai beberapa pembalap dalam setahun. Bayangkan kalau jalan di sini yang mulus. Berapa ribu kendaraan yang melintas dalam setahun. Dampak ekonominya juga pasti luar biasa,” tandas Egy.
Mereka tidak menafikan, dampak investasi dan pertumbuhan ekonomi bagi NTB dari pembangunan sirkuit sepanjang 4,31 km itu, tapi tidak banyak dampak untuk Indonesia.
“Sekalipun ada dampak, mungkin nol koma sekian-sekian. Yang pasti jalan di sini masih sangat buruk,” kesal Egy.
Kabid Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Purnyoto mengatakan APBN juga hadir ke perbatasan dan daerah lainnya di Kaltim.
Misal pada 2020-2022 dibangun jembatan paralel perbatasan ruas Tiong Ohang – Long Pahangai di Kabupaten Mahakam Ulu. Ada pula pembangunan jalan Long Bagun (Mahakam Ulu) – Tering (Kutai Barat) melalui proyek tahun jamak 2020-2022. Dan masih proyek jalan dan jembatan lainnya.